INFO ISLAM & ILMIAH

Assalamualaikum w.b.t, kepada saudara-saudari sekalian yang mengikuti blog ini, saya muatkan, nota-nota dan ebook ilmu-ilmu Islam dan pautan website ilmiah yang hebat untuk dikongsikan bersama. Pelbagai panduan dan ilmu yang bermanfaat boleh kita perolehi di sini.

Sesungguhnya saudara saudari sekalian, manusia yang ditinggikan darjatnya di sisi Allah s.w.t ialah manusia yang beriman dan mempunyai ilmu agama yang bermanfaat dan yang mengamalkan ilmunya untuk beribadah kepada Maha Penciptanya dengan penuh ketaqwaan serta beristiqomah.


Semoga kita semua mendapat manfaat, petunjuk dan keberkatan daripada Allah s.w.t atas usaha kita ini untuk menambahkan ilmu pengetahuan kita di dunia sebagai bekalan ke akhirat kelak. Amin.


Wassalam.


KELEBIHAN ORANG BERILMU

Tuesday 31 May 2011

Diantara amalan sunnah yang paling agung yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah adalah membaca al-Qur'an, mendengarkannya, mentadabburinya dan memahami maknanya.

(Ibnu Rajab)

Monday 30 May 2011

Tidaklah datang suatu hari dari hari-hari di dunia ini melainkan ia berkata, 'Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah hari yang baru, dan sesungguhnya aku akan menjadi saksi (di hadapan Allah) atas apa-apa yang kalian lakukan padaku. Apabila matahari telah terbenam, maka aku akan pergi meninggalkan kalian dan takkan pernah kembali lagi hingga hari kiamat.'

(Al-Hasan)

Sunday 29 May 2011

Jadilah Anda (di hadapan Allah) seperti seorang anak kecil di hadapan orang tuanya yang apabila ia menginginkan sesuatu dari mereka akan tetapi mereka tidak mengabulkan keinginannya maka ia akan merengek dan menangis di hadapan keduanya. Demikian pulalah sebaiknya keadaan Anda di hadapan Allah, apabila Anda telah memohon sesuatu kepada-Nya dan Allah belum juga mengabulkan permohonan Anda, maka bersimpuhlah dan menangislah dihadapan-Nya!

(as-Sirri as-Saqthi)

Saturday 28 May 2011

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyak zikir dan doa kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bersalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan d! an kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan
pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yak! inlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Kewajipan Menuntut Ilmu Fiqh, Tauhid dan Tasawwuf.


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Berdasarkan pegangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah, menuntut Ilmu Fiqh, Tauhid dan Tasawwuf serta mengamalkannya adalah FARDHU AIN atas setiap mukallaf lelaki dan wanita. 

Ilmu Fiqh adalah berkaitan perlakuan² serta ibadah² serta muamalah zahir.
Ilmu Tauhid adalah berkaitan keimanan dan kepercayaan kepada Allah dan segala yang ghaib.
Ilmu Tasawwuf adalah berkaitan penyucian hati, aqal dan ruh daripada segala kekotoran yang berunsur nafsu, dunia dan syaitan. 

Kebanyakan kita sedia maklum tentang ketiga² Ilmu ini. Tetapi apa yang ingin dipaparkan di dalam kesempatan ini adalah kelemahan Umat Islam pada zaman ini yang kebanyakannya mengabaikan Ilmu Tasawwuf yang menjadi nadi kesucian dan kekuatan diri. Dalam ertikata penyempurnaan kepada sifat² Mu'min itu telah diabaikan.  

Mulai dari sekolah rendah hingga ke sekolah menengah dan akhirnya ke peringkat universiti kita diajar dengan pelbagai bidang: ibadah solat, puasa, zakat dll. Alhamdulillah. Tetapi malang sekali sangat sedikit atau tiada langsung diajar tentang Ilmu tentang sifat² nafsu, kebinasaan² yang dihasilkan oleh nafsu² kejahatan, kaedah² memerangi nafsu dan syaitan yang merosakkan jiwa.  Sedangkan  penyucian jiwa ini adalah yang paling penting di dalam kehidupan seorang yang beriman kepada Allah Ta'ala berdasarkan Firman Allah Ta'ala :

 يَوْمَ لاَ يَنفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُونَ - إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Pada hari itu tiada berguna harta dan anak-pinak kecuali orang-orang yang datang mengadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera (dari syirik dan penyakit munafik); (Ash-Shuara 26; 89 ) 


Dan Sabda Nabi   صلى الله عليه وسلم :

"Sesungguhnya dalam tubuh jasad anak Adam itu ada seketul daging apabila baik ia, nescaya baiklah seluruh anggota tubuhnya dan apabila jahat ia nescaya jahatlah seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah! iaitulah Qalb. (hati).(Riwayat Bukhari).


Apa yang disebut didalam ayat² diatas adalah berkenaan hati yang sejahtera, hati yang suci, hati yang bebas dari syirik, dari semua bentuk mazmumah.  Hanya hati² yang suci ini selamat dunia dan akhirat.

Untuk mendapat hati yang sejahtera daripada syirik khafi, bebas dari mazmumah - (sifat² kekejian)  dan memperoleh sifat² mahmudah yang terpuji seseorang wajib menuntut Ilmu Tasawwuf dan mengamalkannya. 

Rahsia. Solat. Awal. Waktu......

Setiap peralihan waktu solat sebenarnya menunjukkan perubahan tenaga alam ini yang boleh diukur dan dicerap melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing bagi mereka yang terlibat dalam bidang fotografi.


Waktu Subuh
Pada waktu Subuh alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh.
Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahsia berkaitan dengan penawar/rezeki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki.

Ini kerana tenaga alam iaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad bercantum (keserentakan ruang dan masa) - dalam erti kata lain jaga daripada tidur. Disini juga dapat kita cungkil akan rahsia diperintahkan solat diawal waktu.

Bermulanya saja azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonan pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi.

Waktu Zuhur
Warna alam seterusnya berubah ke warna hijau (isyraq & dhuha) dan kemudian warna kuning menandakan masuknya waktu Zohor. Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem penghadaman. Warna kuning ini mempunyai rahsia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang-ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya. Orang yang tengah sakit perut ceria tak ?

Waktu Asar
Kemudian warna alam akan berubah kepada warna oren, iaitu masuknya waktu Asar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovari dan testis yang merangkumi sistem reproduktif. Rahsia warna oren ialah kreativiti. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitinya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar ni jasad dan roh seseorang ini terpisah (tidur la tu .). Dan jangan lupa, tenaga pada waktu Asar ni amat diperlukan oleh organ-organ reproduktif kita

Waktu Maghrib
Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini kerana spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka resonan dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga seelok-eloknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu la .) kerana banyak interferens (pembelauan) berlaku pada waktu ini yang boleh mengelirukan mata kita. Rahsia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, pada frekuensi otot, saraf dan tulang.

Waktu Isyak
Apabila masuk waktu Isyak, alam berubah ke warna Indigo dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isyak ini menyimpan rahsia ketenteraman dan kedamaian di mana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak. Mereka yang kerap ketinggalan Isyaknya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam. Tidur pada waktu ini dipanggil tidur delta dimana keseluruhan sistem tubuh berada dalam kerehatan.

Selepas tengah malam, alam mula bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu dan seterusnya ungu di mana ianya bersamaan dengan frekuensi kelenjar pineal, pituitari, talamus dan hipotalamus. Tubuh sepatutnya bangkit kembali pada waktu ini dan dalam Islam waktu ini dipanggil Qiamullail.
Begitulah secara ringkas perkaitan waktu solat dengan warna alam. Manusia kini sememangnya telah sedar akan kepentingan tenaga alam ini dan inilah faktor adanya bermacam-macam kaedah meditasi yang dicipta seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Semuanya dicipta untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh.

Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur kerana telah di'kurniakan' syariat solat oleh Allah s.w.t tanpa perlu kita memikirkan bagaimana hendak menyerap tenaga alam ini. Hakikat ini seharusnya menginsafkan kita bahawa Allah s.w.t mewajibkan solat ke atas hambanya atas sifat pengasih dan penyayang-Nya sebagai pencipta kerana Dia tahu hamba-Nya ini amat-amat memerlukannya. Adalah amat malang sekali bagi kumpulan manusia yang amat cuai dalam menjaga solatnya tapi amat berdisiplin dalam menghadiri kelas taichinya .

ILMU FIQH

Apa maksud ilmu Fiqh?


Dari segi bahasa kalimah Fiqh bermaksud memahami. Pada                         asalnya ia bermaksud memahami agama secara keseluruhannya. Namun kemudiannya dikhususkan ulamak kepada memahami ajaran Islam yang berkaitan dengan hukum-hakam amali sahaja, iaitu percakapan, perbuatan dan hal-ehwal luaran manusia tanpa menyentuh soal aqidah dan akhlak.


Secara lebih jelas, ilmu Fiqh ditakrifkan oleh ulamak sebagai; "Ilmu berkenaan hukum-hakam Syarak yang bersifat 'amali yang diperolehi dari dalil-dalilnya secara terperinci".


Huraian;


1. Para ulamak membahagikan hukum-hakam Syarak kepada       tiga iaitu;

                   a) Hukum-hakam I’tiqad

                   b) Hukum-hakam ‘Amali

                   c) Hukum-hakam akhlak.

Medan pengajian ilmu Fiqh ialah yang kedua, iaitu hukum-hakam amali. Ilmu Fiqh tidak menyentuh tentang hukum-hakam I’tiqad, begitu juga tidak menyentuh tentang akhlak.



2. Perkataan Syarak bermaksud Allah dan Rasul. Dalil-dalil Syarak pada dasarnya ialah Kitab Allah (yakni al-Quran) dan Sunnah RasulNya. Namun secara terperinci ia merangkumi juga Ijmak, Qiyas dan sebagainya.


Apakah tujuan mempelajari ilmu Fiqh? 


Tujuan mempelajari ilmu Fiqh ialah untuk mengetahui hukum-hakam Syarak mengenai setiap tingkah laku manusiadan melaksanakan hukum-hakam tersebut dalam kehidupan dalam segenap ruang dan lapisannya.


Ilmu Fiqh amat berguna sama ada kepada ulama, mufti, qadhi mahupun orang awam biasa. Bagi para ulama, mufti dan qadhi, mereka perlu mendalami ilmu ini untuk mengajar orang ramai tentang hukum Syarak, memberi fatwa dan memutuskan hukuman terhadap sesuatu kes.

Adapun orang awam, mereka perlu mengetahui ilmu ini agar dapat menjalani kehidupan seharian bertepatan dengangaris panduan yang ditetapkan Syarak.


Apa maksud hukum Syarak?


Kita sebutkan tadi bahawa tujuan mempelajari ilmu Fiqh ialah untuk mengetahui hukum Syarak atas setiap perbuatan kita. Apa yang dimaksudkan dengan hukum Syarak? Hukum Syarak ialah "Ketetapan dari Allah ke atas perbuatan-perbuatan hamba yang mukallaf sama ada ia perlu dilakukan atau perlu ditinggalkan atau diberi pilihan untuk melakukannya atau meninggalkannya". Ketetapan ini diketahui berdasarkan penelitian terhadap dalil-dalil Syarak iaitu al-Quran, as-Sunnah, Ijmak, Qias dan sebagainya oleh para ahli Fiqh atau Mujtahid.


Berapakah pembahagian hukum Syarak? 


Melihat kepada pengertian hukum di atas, dapat kita simpulkan bahawa perbuatan-perbuatan hamba mengikut hukum Syarak berada dalam tiga bahagian besar;


Pertama; Perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya dilakukan


Kedua; Perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya ditinggalkan


Ketiga; Perbuatan-perbuatan yang diberi pilihan (yakni terserah kepada manusia sama ada ingin melakukannya atau meninggalkannya)


Kemudian, bahagian pertama dan kedua terbahagi pula kepada dua jenis;


Pertama; Yang dituntut secara jazam iaitu tuntutan mesti.


Kedua; Yang dituntut tidak secara jazam, iaitu tuntutan secara galakan sahaja, bukan tuntutan mesti atau wajib.


Bagi bahagian pertama (iaitu perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya dilakukan), jika jenis tuntutan adalah jazam (yakni mesti), maka ia dinamakan wajib. Adapun jika jenis tuntutan adalah tidak jazam (tidak mesti), iaitu hanya galakan sahaja, maka ia dinamakan sunat. Bagi bahagian kedua pula (iaitu perbuatan-perbuatan yang dituntut supaya ditinggalkan), jika jenis tuntutan adalah jazam (yakni mesti), maka ia dinamakan haram. Adapun jika jenis tuntutan adalah tidak jazam (tidak mesti), iaitu hanya galakan sahaja, maka ia dinamakan makruh.


Kesimpulan


Setelah memahami pengertian dan pembahagian hukum Syarak di atas, dapat kita simpulkan perbuatan-perbuatan mukallaf mengikut hukum Syarak terbahagi kepada lima jenis;


1. Yang wajib; iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang mesti dilakukan di mana jika ditinggalkan akan berdosa.


2. Yang sunat; iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang digalakkan melakukannya oleh Syarakiaitu diberi pahala sesiapa yang melakukannya, namun tidaklah berdosa jika ditinggalkannya.


3. Yang haram; iaitu amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan yang mesti ditinggalkan di mana jika dilakukan akan berdosa.


4. Yang makruh; iaitu amalan-amalan atau perbuatan-perbuatan yang digalakkan meninggalkannya iaitu diberi pahala kepada orang yang meninggalkannya (kerana Allah), namun tidak dikira berdosa jika dilakukannya.


5. Yang mubah (harus); iaitu perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang diserah kepada pilihan manusia samaada ingin melakukannya atau meninggalkannya di mana sebarang pilihannya tidak akan membawa implikasi dosa atau pahala.


Tidak ada perbuatan mukallaf dari sekecil-kecil hingga sebesar-besarnya melainkan tertakluk dengan salah satu dari hukum lima di atas.


Apa makna mukallaf? Siapakah yang dikatakan sebagai mukallaf?


Mukallaf ialah seorang yang telah mencukupi syarat untuk diberikan taklif Syarak (yakni tuntutan dan kewajipan Syarak). Orang yang mukallaf wajib mematuhi ketetapan agama dan setiap perbuatan dan perlakuannya tertakluk dengan hukum yang telah ditetapkan oleh agama sama ada wajib, haram, harus dan sebagainya tadi. Syarat-syarat mukallaf ialah:

1.Telah sampai umur (yakni baligh)

2.Memiliki akal yang waras

3.Sampai dakwah kepadanya
4.Sempurna pancaindera, khususnya penglihatan atau pendengaran.



Siapakah orang-orang yang terkeluar dari kelompok mukallaf?


Dari takrif dan syarat-syarat mukallaf tadi, terkeluar dari kelompok mukallaf:

1.Kanak-kanak yang belum baligh. Kanak-kanak yang mati sebelum baligh, ia akan selamat (dari siksaan Allah) sekalipun anak-anak orang kafir.

2.Orang gila atau tidak siuman

3.Orang-orang yang tidak sampai dakwah kepadanya termasuklah ahlul-fatrah iaitu orang-orang yang hidup di antara zaman pengutusan Rasul (*yakni mereka jauh dari Rasul yang terdahulu dan tidak berkesempatan dengan Rasul yang bakal datang) atau hidup di zaman Rasul yang bukan diutuskan kepada mereka. Mereka akan selamat dari siksaan Allah kerana tidak sampai dakwah kepada mereka.
(Rujuk: Hasyiyah Imam al-Baijuri ‘ala Jauharati-Tauhid, hlm. 67-68).



Apa cabang-cabang ilmu yang terkandung dalam ilmu Fiqh? 


Ilmu Fiqh merangkumi dua bahagian besar;


1.Ibadah; iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia dengan Tuhan. Ia merangkumi ibadah solat, puasa,zakat, haji dan sebagainya.


2.Mu'amalat; iaitu hukum-hakam yang menyentuh hubungan manusia sesama manusia. Cabang mu’amalat ini merangkumi pula bidang-bidang berikut;


a) Hukum-hakam tentang kekeluargaan yang merangkumi perkahwinan, perceraian, perwarisan, nafkah dan sebagainya.


b) Hukum-hakam tentang harta seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadaian, jaminan dan sebagainya.


c) Hukum-hakam tentang sistem pemerintahan dan pentadbiran negara merangkumi kewajipan melantik ketua negara, tanggungjawab ketua negara/pemimpin dan hak dan kewajipan rakyat/warga negara.


d) Hukum-hakam tentang kehakiman/pengadilan merangkumi membuat keputusan (al-qadha), pendakwaan, prinsip-prinsip hukuman, kesaksian, sumpah, keterangan dan sebagainya.


e) Hukum-hakam tentang ahli Zimmah (orang bukan Islam yang mendiami dalam negara Islam) merangkumi hak-hak dan tanggungjawab mereka terhadap negara dan sebagainya.


f) Hukum-hakam tentang hubungan antarabangsa merangkumi hubungan negara Islam dengan negara-negara luar di masa damai atau ketika perang.


g) Hukum-hakam tentang kewangan negara merangkumi sumber-sumber pendapatan negara dan perbelanjaan-perbelanjaannya.


h) Hukum-hakam tentang jenayah dan hukuman; merangkumi penetapan perkara-perkara yang terlarang dan hukuman-hukumannnya, cara-cara menetapkan/mensabit kesalahan-kesalahan jenayah dan perlaksanaan hukuman terhadapnya.


Apakah sumber-sumber ilmu Fiqh?


Sumber-sumber ilmu Fiqh bermaksud dalil-dalil yang menjadi sandaran ahli-ahli Fiqh (Faqih atau Fuqahak) dalam mengeluar hukum-hakam Fiqh. Ia terdiri dari sumber-sumber asal dan sumber-sumber sokongan. Sumber asal bagi ilmu Fiqh ada dua sahaja iaitu;


1. Al-Quran

2. As-Sunnah


Sumber-sumber sokongan bermaksud dalil-dalil tambahan yang membantu ahli-ahli Fiqh untuk mengeluarkan hukum-hakam Fiqh menepati prinsip sumber asal di atas (al-Quran dan as-Sunnah). Ia terdiri daripada;


1. Ijmak

2. Qiyas

3. Istishab

4. Masalih Mursalah
5. Istihsan
6. 'Uruf
7. Syari'at terdahulu

ILMU TASAWUF

Definisi tasawuf ialah "membersihkan hati dan anggota-anggota lahir daripada dosa-dosa, kesalahan dan kesilapan". Ertinya bersih luar dan bersih di dalam.
  • Bersih di dalam: Maksudnya membersihkan hati daripada riyak, ujub, pendendam dan lain-lain mazmumah, lebih-lebih lagi daripada syirik.
  • Bersih di luar: Maksudnya bersih daripada membuat yang haram, berpakaian yang haram, bercakap yang haram, menjaga mata, telinga daripada melihat dan mendengar yang haram serta lain-lain.
Bersih daripada kesalahan dan kesilapan lebih sulit lagi. Kadang-kadang kesalahan atau kesilapan itu kita tidak terasa dosa. Ini yang susah dikesan. Contohnya:
  • Datang tetamu ke rumah tapi kita sembahyang sunat. Sepatutnya waktu itu tidak payah sembahyang sunat tapi pergi melayan tetamu. Dia memilih perbuatan yang kecil dengan meninggalkan perkara yang besar. Dia memilih yang sunat dan meninggalkan yang wajib.
  • Beri sedekah di tengah orang ramai atau isytihar sedekah dalam media massa. Sepatutnya dia rasa berdosa, rasa malu sebab berbangga-bangga. Dalam berbuat baik itu berlaku dosa. Oleh itu kena usahakan dengan cara beri sedekah secara sembunyi-sembunyi atau minta disampaikan melalui orang lain.
  • Bilal sudah iqamah, kita masih leka dan berat hendak bangun mendirikan sembahyang. Sepatutnya kita jadi macam tentera, bunyi wisel saja terus bingkas. Itulah yang afdhal. Jadi, bila iqamah saja teruslah bangun untuk menyusun saf. Dalam Islam, selagi saf makmum tidak lurus, imam tidak boleh angkat takbir. Jika tidak, imam dikira sembahyang seorang, bukan sembahyang berjemaah.
  • Ketika membeli kalau boleh jangan tawar-menawar. Apatah lagi tawar-menawar yang berlebih-lebihan sehingga menimbulkan rasa tidak senang hati.
  • Ketika berdakwah jangan menyebut nama atau menyentuh peribadi orang tertentu atau memalukan orang lain.

Tasawuf Merupakan Intipati atau Isi Ajaran Islam

Tamsilannya ibarat buah. Kalau syariat lahir merupakan kulit, tasawuf itu adalah isi buah. Kulit perlu ada sebagai pengawal atau pelindung isi. Walaupun kulit tidak dimakan tapi ia perlu dijaga supaya baik, barulah isi buah baik dan dapat dimakan.
Biasanya orang melihat kulit untuk menilai isi. Untuk mendapat isi yang baik, biasanya kulit mesti baik. Kalau kulit rosak, tentu isinya rosak. Biasanya antara kulit dengan isi, lebih susah hendak mendapatkan isi yang baik berbanding kulit yang baik. Contohnya buah durian. Kalau kulit rosak, seluruh isinya akan rosak. Sedangkan isi itulah yang hendak dimakan untuk membangunkan tenaga.
Kalau kulit baik pun, belum tentu isinya baik. Contohnya rasa ikhlas. Malaikat pun tidak tahu. Ini rahsia Allah. Tidak dikaitkan dengan Syurga atau Neraka, tapi betul-betul kerana Allah atau mardhotillah.
Contohnya: Sembahyang dibuat bukan kerana pahala.
Sembahyang dibuat bukan kerana Syurga dan Neraka. Bukan kerana Allah tapi kerana hendak hadiah daripada Allah. Buat kerana fadhilat. Banyak menceritakan tentang fadhilat tidak mampu mengubah seseorang.
Kalau tidak bersyariat batin tidak ada erti. Syariat lahir macam kulit buah, kalau isinya busuk tak ada ertinya kulit buah itu walaupun nampaknya cantik.

Tasawuf Dikatakan Juga Syariat Batin

Batin juga perlu bersyariat. Nafsu perlu bersyariat. Akal juga perlu bersyariat. Tasawuf membantu syariat batin. Kalau tiada tasawuf maka Islam tiada seni dan tiada keindahan. Oleh sebab itu tasawuf patut diambil berat dan dipelajari sungguh-sungguh.
Hendak membangunkan syariat batin ini amat sulit. Bukan senang hendak syariatkan nafsu, akal dan hati. Syariat lahir perlu dibangunkan supaya dengan itu mudah pula dibangunkan syariat batin.

Peranan Tasawuf

1. Membersihkan hati dan jawarih (anggota) daripada dosa, kesalahan dan kesilapan.
2. Menghidupkan rasa kehambaan.
3. Menanamkan rasa keikhlasan.
4. Menghidupkan rasa bertuhan.


Menghidupkan rasa kehambaan
Ilmu tasawuf dapat menghidupkan rasa kehambaan. Untuk kita terasa hamba. Menghidupkan rasa takut pada Allah yang mesti ada di mana-mana. Rasa malu mesti dihidupkan kerana Allah melihat, Allah memerhati. Menghidupkan rasa hina diri di hadapan Tuhan.
Rasa kehambaan ini bila dihidupkan, mazmumah akan hilang dengan sendiri. Orang yang terlalu sombong, ego, ujub itu adalah disebabkan tidak ada rasa kehambaan.


Menghidupkan rasa bertuhan
Hati sentiasa sedar Allah melihat, mengetahui dan Allah sentiasa ada bersama kita. Inilah kunci kita tidak melakukan dosa.
Contohnya dalam majlis raja, kita tidak akan buat salah sekalipun menguap. Kita amat jaga tingkah laku kerana kita sedar raja yang berkuasa sedang melihat kita. Maka di hadapan Raja segala raja sepatutnya lebih-lebih lagilah kita malu hendak buat dosa.
Rasa bertuhan mesti bertapak di hati, barulah rasa kehambaan itu diperolehi.
Ilmu tasawuf adalah ilmu tentang rohaniah. Ilmu rohaniah ertinya ilmu yang berkait rapat dengan roh (hati nurani manusia). Al Quran menganjurkan ilmu ini iaitu:
Maksudnya: “Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan rugilah orang-orang yang mengotorinya.” (Asy Syam: 9 - 10)
Ilmu tasawuf adalah salah satu ilmu dasar dalam Islam, selain dari Aqidah dan Syariat.
Ilmu tasawuf/rohani adalah ilmu yang mempelajari perilaku tabiat roh atau hati baik yang baik (mahmudahnya ) mahupun buruk (mazmumah). Bukan untuk mengetahui hakikat zat roh itu sendiri. Hakikat roh itu sendiri tidak akan dapat dijangkau oleh mata kepala atau tidak akan dapat dibahaskan. Tetapi apa yang hendak dibahaskan adalah sifat-sifatnya sahaja supaya kita dapat mengenal sifat-sifat roh atau hati kita yang semula jadi itu. Mana-mana yang mahmudahnya (positif) hendak dipersuburkan dan dipertajamkan. Kita pertahankannya kerana itu adalah diperintah oleh syariat, diperintah oleh Allah dan Rasul dan digemari oleh manusia. Mana-mana yang mazmumahnya (negatif) hendaklah ditumpaskan kerana sifat-sifat negatif itu dimurkai oleh Allah dan Rasul serta juga dibenci oleh manusia.

Ilmu tasawuf sering disebut juga dengan ilmu batin, namun tidak sama dengan ilmu pengasih atau ilmu kebal. Orang yang belajar ilmu batin bermakna dia belajar ilmu kebal atau belajar ilmu pengasih. Sebenarnya orang itu belajar ilmu kebudayaan Melayu, yang mana ilmu itu ada dicampur dengan ayat-ayat Al Quran. Kebal juga adalah satu bahagian dari kebudayaan orang Melayu yang sudah disandarkan dengan Islam. Kalau kita hendak mempelajarinya tidak salah jika tidak ada unsur-unsur syirik. Tetapi itu bukan ilmu tasawuf.

ILMU TAUHID

1.Definasi ilmu Tauhid

Ilmu tauhid ialah satu ilmu yang mana dibahaskan dalamnya tentang aqidah aqidah yakni kepercayaan yang berkaitan agama Islam , kepercayaan yang terbit (berdasarkan) dari dalil yang terang dan yakin.
Jadi yang diterima, menurut ta’rif ini, dalam tauhid Islam hanya aqidah yang yakin dari dalil yang yakin pula.
Sekali-kali tidak diterima atau tidak dapat dipandang sah sebagai ilmu tauhid, jika satu ik’tiqad itu tidak ada dalilnya yang yakin, atau disyaki atau diragui atau dengan jalan sangkaan sahaja.
Jadi, syak, zhon atau waham tidaklah diterima dalam ilmu tauhid atau dalam masalah I’tiqad Islam . 

2.Maudu’ atau pokok perbahasan dalam ilmu tauhid
Ilmu tauhid membahaskan tentang zat Allah dan zat RasulNya , yakni berkenaan sifat yang wajib dan mustahil dan perkara yang harus pada haq Allah Taala .Demikian pula sifat yang wajib bagi Rasul S.A.W , sifat sifat yang mustahil atasnya dan sifat sifat yang harus bagi Rasul S.A.W.

3.Penyusun yang pertama kitab ilmu ini atau orang yang pertama  mentakwin ilmu itu sebagai satu ilmu yang khas.
Ilmu tauhid, yang mula mula sekali memasukkan (mentadwinkan) kedalam kitab yang khas sebagai kitab tauhid , atau orang yang mula menyusun ilmu tauhid ialah Al Imam Abu Hasan Al Asy’ari. Beliau wafat pada tahun 324 hijrah. Beliau adalah bernama Ali bin Ismail Al Asy’ari. Sebab beliau dibangsakan kepada al asy’ari kerana beliau adalah dari keturunan seseorang sahabat nabi s.a.w yang bernama Abu Musa Al Asy’ari. Dan beliaulah imam mazhab Tauhid kita.


4.Nama Ilmu Tauhid
 Dinamakan ilmu ini dengan ILMU TAUHID ertinya ILMU PENGESAAN kerana dalamnya dibicarakan tentang KEESAAN ALLAH S.W.T. Selain dari nama ini , ada pula beberapa yang diberikan kepada ilmu ini , antaranya :

a .Ilmu Kalam
Kalam disini dimaksudkan kalam sifat Allah s.w.t .
Oleh kerana perbahasan tentang kalam ini perkara yang sulit, dan telah menimbulkan beberapa pendapat yang amat bertentangan, bahkan telah membawa korban jiwa dan siksaan yang hebat dari pihak yang berkuasa ( yang memerintah ) maka dinamakan ilmu ini ilmu kalam.
b .Ilmu aqidah iman
Kerana yang telah jelas , bahwa yang dibahaskan dalam ini tentang aqidah iman.
c .Ilmu sifat dua puluh.
Kerana sebagai yang masyhur disebut orang , mengaji sifat dua puluh, iaitu ilmu tauhid adanya.
.Ilmu Fiqhul-Akbar
Diberi nama ini kerana keagungan dan ketinggian ilmu ini.

5.Matlamat ilmu ini
Matlamatnya ialah supaya seseorang dapat membezakan antara aqidah yang sah (yang haq) dan yang batal, antara yang baharu dan yang qadim, dan lainnya.

6.Maksudnya                                                                                                                            
Adapun maksud ilmu tauhid ialah supaya didapatkan dan ditetapkan masalah pada usulluddin dengan dalilnya sama ada dari dalil akal dan dalil naqli iaitu dalil quran dan hadis .

aqidah Islam : dalam Islam ada aqidah yang disebut aqidah aqaliah dan ada yang disebut aqidah sama’iah .Adapun aqidah aqaliah itu, iaitu aqidah yang dapat diberikan dalil dan hujjahnya dengan dalil akalnya. dan aqidah sama’iah pula, ialah aqidah yang ditetapkan atau hujjahnya dengan dalil naqli.
Meskipun ada diantara aqidah sama’iah itu ada yang boleh diberikan dalil akal, tetapi dalil yang lebih kuat ialah dalil sama’iahnya atau dalil naqli, seperti bagi menetapkan wujud Tuhan yang menjadikan alam ini adalah termasuk dalam aqidah aqaliah, tetapi sungguh pun begitu didapati juga dalil naqlinya dalam quran atau hadis Nabi s.a.w . tetapi seperti aqidah tentang alam ghaib atau alam akhirat seperti wujudnya neraka, syurga, dan lain lain, adalah termasuk aqidah sama’iah.
Tetapi jangan kita lupa bahwa dalam aqidah sama’iah dalam Islam, meskipun ditetapkan dengan dalil naqali, namun kita tidak menjumpai dalam aqidah sama’iah itu aqidah yang mustahil pada akal.Cuma tidak ditetapkan dengan dalil akal , tetapi  semua aqidah sama’iah Islam itu dapat diterima oleh akal yang waras.
Lain hal dengan aqidah sama'iah dalam agama lain , terdapat aqidah yang bertentangan dengan akal dan mustahil adanya.

7.Istinbatnya
Adapun istinbat yakni tempat ambilan ilmu tauhid ini ialah dari Quran dan hadis Nabi s.a.w. Pegangan kita adalah aqidah Islamiah mestilah ada dalil yang terang dari dalil akal atau dalil naqli.
Oleh itu satu aqidah itu tidak boleh kita percayai melainkan jika dia disasarkan atas dalil yang sah, lebih lebih yang berkenaan dengan aqidah tentang Allah dan Rasulnya, dan juga alam ghaib, termasuk soal dosa dan pahala.

8.Faedahnya                                                                                              
Faedah ilmu tauhid ini, bagi mereka yang mengetahuinya, ialah mendapat kebahagian dunia dan akhirat dengan kenalnya seseorang akan Tuhannya dan beriman dengannya dengan iman yang sah, barulah dia boleh beribadat kepadanya, telah benarlah qiblatnya zahir dan batinnya.
Dengan adanya iman yang sah dihatinya, meskipun dia dimasukkan kedalam neraka kerana berbuat suatu dosa yang tidak membatalkan imannya, nescaya dia akan dikeluarkan juga dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga juga akhirnya.                                                                                                 

Sabda Nabi s.a.w riwayat Bukhari dan Muslim:         
ertinya : Akan keluar dari neraka itu mereka yang ada iman dalam hatinya seberat zarrah sekalipun.                 
Riwayat Imam Ahmad dan lainnya :Nabi saw menerangkan antara lain :
ertinya : Maka tiada kekal dalam neraka itu orang yang mentauhidkan Allah melainkan dikeluarkan oleh Allah dari neraka
Dari kitab tazkirah al qurthubi 88   

9: Hukum mempelajari ilmu tauhid.
Adapun mempelajari ilmu tauhid adalah fardu ain atas tiap tiap mukallaf. ilmu ini adalah ilmu yang pertama diperlukan apabila ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir dalam kubur nanti .

Firman Allah surah Muhammad ayat 19 :                                                             
ertinya : Bahwa engkau akan menemui satu kaum dari ahlil kitab maka hendaklah mula mula sekali engkau seru mereka mentauhidkan Allah taala.

Maka apabila mereka telah mengenal yang demikian beritahu mereka bahwa Allah menfardukan atas mereka sembahyang lima waktu tiap tiap sehari semalam (yang mereka temui) setelah mereka mengerjakan sembahyang lima waktu itu , beritahulah mereka bahwa
Allah menfardukan atas mereka mengeluarkan zakat harta mereka, diambil oleh orang kaya diantara mereka, diberikan kepada orang fakir mereka .                                
Ushulut-Tauhid dan rRyadus Sholihin .

10:Nasabnya, Kekeluargaan ilmu itu .
Nasab ilmu tauhid itu adalah dari ilmu syariat Islam adanya .

Kenapa Ilmu Tauhid di Takwinkan (dibukukan)
Kerana pada masa Nabi s.a.w juga masa khalifah dan masa permulaan tabi’in, bila timbul satu satu masalah, dan untuk mengendalikan hukum hukum dan fatwa-fatwa, mereka menyerahkan kepada nabi s.a.w, atau kepada khalifah atau kepada sahabat atau mereka yang berkuasa, yang dipandang ahli bagi dalam sesuatu ilmu .
Tetapi pada akhirnya, mula timbul fatwa-fatwa dan aliran-aliran yang dipandang menyeleweng dan terpesong dari ajaran Islam yang sebenarnya dan dalam masalah I’tiqad telah terkeluar dari I’tiqad ahli-Sunnah Wal-Jamaah, dan telah kelihatan tanda tanda perpecahan yang telah dibayangkan oleh Nabi s.a.w sendiri, dan akan membahayakan atas kesucian agama Islam, maka tampillah para mujtahid mentadwinkan ilmu fiqeh, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i , Imam Hambali , dan lain lain imam seperti Imam Sufyan Al Stauri dan Imam Daud Al Zhahir. Mereka menyatakan garis-garis timbangan amal syar’i Islam yang menjadi pedoman orang belakangan mereka .
Dari Kitab Yawaqit Wal-Jawahir Imam Sya’rani.

Alam adalah tanda bagi adanya Allah s.w.t .
Adanya alam yang baharu ini adalah menjadi dalil yang menunjukkan adanya Tuhan yang maha kuasa , Tuhan yang wajib wujudnya, yang qadim lagi azali.     

Dialah yang menjadikan dan yang menjaga, dialah yang mengatur segala sesuatu, dia yang mentadbirkannya. Dialah yang zahir pada segala suatu bagi mereka yang tajam pandangan hatinya .

Dialah yang menyatakan (menzahirkan) segala suatu dalam alam ini Kerana kalaulah tidak kerananya, seperti bintang itu diberi Allah cahaya yang dapat dilihat,nescaya tidaklah kita tahu adanya bintang bintang dilangit itu .

Oleh itu jangan lah kita sangka bahwa Tuhan itu terdinding dengan alam ini, kerana yang terdinding itu adalah dikuasai atau digagahi oleh yang lainnya, Pada hal, yang sebenarnya Allah itu adalah menguasai segala suatu .

Seperti firman nya swt surah al an’an ayat 18 :
ertinya: ” Dan Dia (Allah) itu adalah menguasai segala hambanya dan betapa Dia boleh tersembunyi pada hal Dia lebih nyata pada segala sesuatu"  
Bila kita selidik alam ini, ada yang menjadikannya, dan adanya segala suatu itu adalah sebagai tanda atas adanya Tuhan, maka Tuhan itu adalah yang awal dari segi adanya, dan yang akhir.

Kerana dengan mengenal dalil akan membawa mengenal Tuhan, dan Dialah pula yang batin kerana Dia tidak nampak pada penglihatan mata kepala, tetapi Dia pulalah lebih zahir kerana dia lebih nyata dan jelas pada penglihatan mata hati.

Firman Allah surah al hadid  ayat 3: Ertinya :
“Dialah yang awal dan Dialah yang akhir dan Dialah yang zahir dan Dialah yang batin “

KOMEN ANDA