INFO ISLAM & ILMIAH

Assalamualaikum w.b.t, kepada saudara-saudari sekalian yang mengikuti blog ini, saya muatkan, nota-nota dan ebook ilmu-ilmu Islam dan pautan website ilmiah yang hebat untuk dikongsikan bersama. Pelbagai panduan dan ilmu yang bermanfaat boleh kita perolehi di sini.

Sesungguhnya saudara saudari sekalian, manusia yang ditinggikan darjatnya di sisi Allah s.w.t ialah manusia yang beriman dan mempunyai ilmu agama yang bermanfaat dan yang mengamalkan ilmunya untuk beribadah kepada Maha Penciptanya dengan penuh ketaqwaan serta beristiqomah.


Semoga kita semua mendapat manfaat, petunjuk dan keberkatan daripada Allah s.w.t atas usaha kita ini untuk menambahkan ilmu pengetahuan kita di dunia sebagai bekalan ke akhirat kelak. Amin.


Wassalam.


KELEBIHAN ORANG BERILMU

Showing posts with label PANDUAN KEHIDUPAN. Show all posts
Showing posts with label PANDUAN KEHIDUPAN. Show all posts

Wednesday, 23 November 2011

BERSABARLAH

Sabar

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah - buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang - orang yang sabar, (yaitu) orang - orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun” 
(QS Al-Baqarah: 155 - 156)

Sesungguhnya Allah menjadikan dunia bukan sebagai tempat pembalasan ( pahala atau siksa), bukan pula sebagai tempat memutuskan sesuatu perkara, akan tetapi Allah menjadikan dunia sebagai tempat untuk membersihkan diri, tempat ujian dan cobaan. Peralihan dari satu waktu ke waktu adalah merupakan rangkaian cobaan hidup yang sambung menyambung. Lepas dari satu cobaan, muncul lagi cobaan hidup yang lain. Adanya cobaan bagi ahli iman mengandung tujuan dan hikmah yang banyak , di antaranya ialah:

1. Untuk membersihkan barisan mukminin dari mereka yang hanya mengaku-mengaku beriman.


Dalam keadaan damai dan tentram, yang baik dan yang buruk berbaur. Dengan adanya ujian akan tampak siapa yang ikhlas setia dan yang tidak, seperti terujinya emas murni dan emas imitasi melalui pembakaran. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak akan diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang - orang yang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang - orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang - orang yang dusta”(QS Al Ankabut:2 - 3).


2.Mendidik kaum beriman dan menjernihkan hati mereka. Mereka akan menjadi matang melalui ujian, seperti matangnya makanan dengan api.


3.Meningkatkan kedudukan orang-orang beriman di sisi Allah SWT.


Dengan ujian Allah meningkatkan derajat mereka, melipatgandakan pahala mereka, dan menghapus dosa - dosanya. Tiap manusia tidak luput dari dosa karena mereka bukan malaikat yang suci. Tidak ada orang yang maksum dari dosa kecuali para Nabi. Karunia rahmat Allah SWT bagi manusia sehingga mereka diuji untuk menghapus dosa - dosa mereka yang terbukti bersabar dan berjuang karena Allah semata. Sabda Rasulullaah SAW: “Tidaklah seorang muslim menderita karena kesedihan, kedudukan, kesusahan , kepayahan, penyakit dan gangguan duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa - dosanya.”
Untuk mengatasi segala ujian dan cobaan ini, tatkala mendekati usia balig manusia diberi dua kekuatan oleh Allah SWT. Kekuatan pertama ialah kekuatan hidayah untuk mengetahui kebenaran-kebenaran secara tepat dan akurat, sedangkan kekuatan kedua adalah sabar. Kekuatan kedua merupakan pelengkap bagi kekuatan pertama yang akan membantu dan menopangnya dalam menghadapi perang melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.
Dikatakan bahwa sabar adalah perilaku utama yang dengannya orang tercegah dari berbuat hal - hal yang buruk dan tidak baik. Ia merupakan suatu kekuatan jiwa yang dengannya segala perkara menjadi maslahat dan baik. Arti sabar menurut bahasa ialah ‘mencegah’ dan ‘menahan’, sedangkan lawannya ialah ‘keluh kesah’ dan ‘gelisah’. Sabar merupakan pegangan seorang mukmin dalam gerak langkahnya. Sabar yang terpuji dalam Al-Qur’an ialah karena Allah dan bukan untuk memperoleh pujian atau tanda jasa dari manusia. “Dan untuk Rabbmu hendaklah kamu bersabar” (QS Al Muddatsir: 7)
Sabar terbagi menjadi 3  bagian:


1. Sabar terhadap perintah, dengan jalan menaatinya.


Sabar dalam ketaatan berarti sabar terhadap tugas yang berat. Seorang yang taat dan patuh membutuhkan sabar dalam tiga hal. 

Pertama, sabar sebelum ketaatan, yaitu dengan mengikhlas-kan niat, dalam melawan bayang - bayang riya 
dan penyimpangan lainnya. Membulatkan tekad untuk jujur dan menepati janji ini berat bagi orang yang mengerti hakekat niat, ikhlas dan keburukan riya. 

Kedua, sabar pada saat bekerja, agar tidak melalaikan Allah dan tidak malas untuk menepati pelaksanaan peraturan dan hukum Allah. Selalu sabar melawan kelemahan, kekesalan dan kejenuhan. Ini juga merupakan sabar yang berat. 

Ketiga, setelah selesai pekerjaan dibutuhkan kesabaran dengan tidak merasa bangga dan menepuk dada karena riya dan mencari popularitas, sehingga mengakibatkan hilangnya keikhlasan.


2.  Sabar terhadap larangan dan kemungkaran dengan jalan menjauhinya


3.  Sabar menghadapi taqdir, dengan cara tidak berkeluh kesah.


Sabar juga terbagi dua, sabar yang diusahakan  (ikhtiyari)  dan sabar yang dipaksakan (idhthirari). Sabar ikhtiyari lebih utama daripada sabar idhtirari, karena sabar idhthirari bisa dimiliki oleh semua manusia dan terdapat pada orang yang tidak ada padanya sabar ikhtiari. Sabarnya Nabi Yusuf as dalam menghadapi goadaan istri al-‘Aziz lebih utama dari kesabarannya atas kejahatan dan tipu muslihat saudara-saudaranya yang melem-parkannya ke dalam sumur.
Orang tidak boleh merasa cukup dengan satu jenis kesa-baran saja, karena ia hidup di antara perintah-perintah yang harus ia kerjakan dan larangan - larangan yang mesti ia tinggalkan, sebagaimana ia juga senantiasa berada di antara ketentuan- ketentuan taqdir yang harus ia terima, dan nikmat yang wajib ia syukuri. Ia tidak pernah lepas dari keadaan - keadaan seperti itu. Maka kesabaran tersebut harus senantiasa ia miliki sampai mati. Kesabaran merupakan suatu hal yang sulit dan harus diusahakan dengan susah payah oleh manusia.Al-Qur’an mengisya-ratkan beberapa faktor yang menunjang terlaksananya dan meringankan manusia, antara lain:

1.Memahami arti kehidupan yang sebenarnya.


Kehidupan dunia bukanlah surga kebahagiaan atau tempat tinggal abadi, tetapi medan pelaksanaan tugas dan menempuh ujian dan cobaan. Al Qur’an menjelaskan bahwa kehidupan dunia penuh kesulitan dan kepayahan. 


Firman Allah: “Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam susah payah.” (QS Al Balad: 4) 
Allah SWT menciptakan kehidupan dunia ini bercampur antara kesenangan dan kesusahan, antara kenikmatan dan penderitaan, antara hal - hal yang disenangi dan yang dibenci. Tidak akan ada suka tanpa duka, atau kesehatan tubuh tanpa penyakit, atau istirahat penuh tanpa lelah, atau pertemuan tanpa perpisahan, atau keamanan tanpa ketakutan.



2.Menyadari bahwa sesungguhnya manusia adalah milik Allah.


Allah SWT telah menciptakan manusia dari tiada. Jika ditarik kembali sebagian yang dimiliki manusia maka sudah seharusnya dia tidak marah kepada pemberinya dan pemiliknya. Firman Allah: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan:” (QS An Nahl : 53)


3.Yakin akan adanya pahala yang baik di sisi Allah


Tidak ada dalam Al Qur’an janji pahala dan ganjaran yang lebih besar daripada pahala sabar. Firman Allah SWT: “Dan orang - orang  yang beriman dan mengerjakan amal - amal yang sholeh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat yang tinggi dalam syurga, yang mengalir sungai - sungai di bawahnya, itulah sebaik - baik pembalasan bagi orang - orang yang beramal, (yaitu) yang sabar dan bertawakkal kepada Rabbnya.”(QS Al Ankabut: 58 - 59)


4.Beriman kepada taqdir dan sunatullah


Apa yang menimpa diri seseorang bukanlah suatu kesalahan atau kekeliruan atau terjadi secara kebetulan. Semua yang sudah ditentukan taqdir-Nya tidak mungkin salah atau meleset. Taqdir Allah merupakan suatu kepastian baik manusia itu rela menerimanya ataupun marah -marah, baik dengan sabar ataupun dengan gelisah. Orang yang berakal harus sabar dan rela agar tidak kehilangan pahala. Kalau tidak sabar dengan rela maka sabar terpaksa yang dilakukannya tidak ada nilainya baik dari segi dien ataupun dari segi moral. 
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan - Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”.” (Al Hadiid: 22 - 23)


5.Yakin akan terbebas dari musibah


Keyakinan akan datangnya kemenangan dari Allah bagi orang - orang beriman sebagai ganti ujian dan cobaan yang dialaminya akan menghilangkan kegelisahan batin, menghapus rasa putus asa, memerangi jiwa dengan sinar harapan dan percaya akan hari esok yang lebih cerah. Optimisme atau harapan adalah penggerak yang kuat, sedangkan rasa putus asa merupakan penyakit berbahaya bahkan dapat mematikan. Tak lupa pula memohon pertolongan kepada Allah SWT, berlindung kepada-Nya, berkeyakinan bahwa dia dalam perlindungan, pembelaan dan pemeliharaan Allah SWT, maka dia tidak akan teraniaya. Firman Allah SWT:“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang - orang yang sabar.” (Al Anfaal:46)


6.Meneladani  orang - orang yang sabar dan memiliki kebulatan tekad


Merenungi dengan seksama perjalanan hidup orang - orang yang sabar, khususnya para nabi dan rasul pembawa risalah Allah dan orang - orang pilihan kesayangan Allah,  dapat menopang kesabaran. Ayat - ayat yang turun di Mekkah banyak meriwayatkan perjuangan para nabi. Bahkan diulang - ulang dalam beberapa surat sebagai pelipur dan penghibur bagi Muhammad SAW dan kaum beriman. Juga sebagai penguat batin dalam menghadapi musuh -musuh da’wah yang kuat perlawanannya dan banyak jumlahnya. “Dan semua kisah dari rasul - rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah -kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang - orang yang beriman.” (Huud: 120).“Mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami dan kami sungguh - sungguh akan bersabar terhadap gangguan - gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang - orang yang bertawakal itu berserah diri” (Ibrahim: 12)

Ringkasan dari “Shabar : salah satu prinsip gerakan dakwah” oleh  Yusuf Qordhowi

Wednesday, 9 November 2011

ISTIDRAJ

APA ITU ISTIDRAJ
Di dalam mengharungi kehidupan sebagai seorang manusia lebih-lebih lagi manusia muslim, Allah SWT akan menguji kita dengan pelbagai bentuk ujian. Secara mudahnya ujian Allah SWT ke atas manusia ada dua bentuk. Yang pertama dalam bentuk nikmat dan yang kedua dalam bentuk bala.
Contoh ujian Allah SWT dalam bentuk nikmat antara lain ialah pangkat, kedudukan, kuasa, kekayaan, kemewahan, sihat tubuh badan, tidak pernah sakit dan banyak lagi. Manakala ujian Allah SWT dalam bentuk bala antara lain ialah tiada pangkat dan kedudukan, tidak memiliki kuasa, kemiskinan, kemelaratan hidup, sakit, kematian ahli keluarga terdekat dan banyak lagi. Kebanyakan manusia muslim dan mukmin mampu mengharungi ujian Allah SWT dalam bentuk bala ini. Malangnya ramai manusia termasuk yang muslim tetapi tidak mukmin gagal mengharungi ujian Allah SWT dalam bentuk nikmat.
Ramai manusia yang hanyut dengan nikmat Allah SWT dan tidak sedikit pula yang menjadi riak, sombong, angkuh, takbur dan ada yang mengaku menjadi tuhan dengan nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka. Contoh klasik yang patut di fikirkan tentang jenis manusia yang mendapat nikmat tetapi lupa kepada Allah SWT ialah Firaun, Qarun, Namrud dan banyak lagi. Mereka ini semuanya ditimpa dengan bala bencana dan kemudiannya dimusnahkan oleh Allah SWT. Tidakkah terfikir oleh kita kenapa sesudah diberikan dengan pelbagai nikmat, Allah SWT musnahkan pula mereka dan segala nikmat yang telah mereka perolehi.
Perkara inilah yang dinamakan istidraj. Pemberian nikmat oleh Allah SWT kepada manusia yang mana pemberian itu tidak diredhaiNya. Kenapa pula terjadi beri tetapi tidak redha. Inilah satu kaedah Allah SWT berurusan dengan manusia yang tidak tahu bersyukur dan ingkar dengan perintahnya. Pelbagai nikmat telah diberikan tetapi manusia tidak beriman dan bersyukur sebaliknya menjadi betambah angkuh, sombong, bongkak , takabur dan kafir terhadap Allah SWT. Dalam hal ini tidak hairanlah jika Allah SWT beri tetapi tidak meredhainya.
Rasulullah SAW pernah bersabda yang bermaksud: “Apabila kamu melihat bahawa Allah SWT memberikan nikmat kepada hambaNya yang selalu membuat maksiat (dosa) ketahuilah bahawa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah SWT”. (Diriwayatkan oleh: At-Tabrani, Ahmad danAl-Baihaqi)
Agak malang bagi manusia yang melakukan dosa dan maksiat ini kerana terkeliru dengan pemikirannya yang merasakan bahawa nikmat yang melimpah ruah itu tadi sebagai tanda Allah SWT bersama dan meredhai perbuatannya. Mereka dilalaikan oleh syaitan dengan nikmat itu tadi sehingga tidak terfikir bahawa nikmat yang banyak inilah yang bakal memusnahkan hidup mereka.
Sebenarnya manusia yang telah diistidraj adalah jenis manusia yang lupa daratan. Walaupun berbuat dosa dan maksiat masih merasakan Allah SWT amat menyayanginya. Mereka memandang hina kepada orang yang kuat beramal soleh. “Dia tu siang malam ke masjid tetapi basikalpun tak mampu beli, sedangkan aku ke kelab malam pun dengan kereta mewah. Tak payah beribadat pun rezeki datang mencurah-curah. Kalau dia tu sikit ibadatnya tentu boleh kaya macam aku, katanya sombong”. Sebenarnya nikmat yang banyak Allah SWT berikan kepadanya adalah bertujuan untuk menghancurkannya.
Rasulullah SAW bersabda: Apabila Allah SWT menghendaki untuk membinasakan semut, maka Allah SWT terbangkan semut itu dengan dua sayapnya” Sebagai contoh perbandingan daripada hadis ini ialah bangaimana Allah SWT memusnahkan anai-anai. Anai-anai, jika tidak bersayap akan duduk diam di dalam busut, atau merayap di dalam kayu, atau di bawah batu dan di celah-celah timbunan daun kering. Bila Allah SWT berikan sayap anai-anai berubah menjadi kelkatu. Timbul sifat sombongnya bila mendapt sayap (nikmat) lalu cuba melawan api atau cahaya. Maka anai-anai tadi akan binasa dan mati. Begitu juga dengan manusia, bila dapat nikmat (kekayaan, kemewahan, pangkat, kedudukan, kuasa dan sebagainya) akan cuba melawan Allah SWT dengan cara tidak beriman dan tidak bersyukur kepadaNya. Maka manusia itu tadi dibinasakan oleh Allah SWT dengan pebagai cara dan mati.
Sebagai buktinya ialah Firaun. Tidak ada orang yang memiliki kuasa dan kedudukan yang hebat dan luar biasa melainkan Firaun. Nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya tidak terkira. Kuasanya tiada tandingan, semua orang tuduk dan patuh kepada kehendaknya, kekayaannya melimpah ruah, tidak pernah sakit, bersin pun tak pernah kerana Allah SWT berikan nikmat sihat yang luar biasa kepadanya. Allah SWT berikan semua ini kerana Allah SWT telah menistidrajkan Firaun. Firaun menjadi angkuh, sombong, bongkak dan takbur sehingga peringkat mengaku dirinya tuhan. Dalam hidupnya dia tidak pernah bersyukur. Dia melawan Allah SWT tanpa henti. Akhirnya dengan nikmat itulah Allah SWT binasakannya.
Firaun sudah binasa. Hanya tinggal sebagai bahan sejarah untuk renungan umat yang terkemudian iaitu kita di hari ini. Walaupun Firaun sudah tiada, orang yang memiliki sifat dan perangai sepertinya masih ramai di bumi Allah ini. Orang seperti ini juga pasti binasa kerana telah diistidrajkan oleh Allah SWT. Hanya menunggu saat dan ketikanya sahaja. Contoh klasik daripada kejadian kemusnahan yang menimpa Firaun ini patut dijadikan sebagai iktibar dan teladan oleh mereka yang memiliki sifat dan perangai sepertinya.
Namrud yang kuat menyembah patung dan sangat berkuasa cuba untuk membakar Nabi Ibrahim AS. Oleh kerana terlalu berkuasanya Namrud menjadikan dia begitu marah dengan sesiapa sahaja yang menentang kekuasaannya. Kekuasan yang tiada tolok banding yang Allah SWT berikan kepada Namrud juga satu bentuk istidraj. Dia begitu sombong dan melawan Allah SWT yang telah menciptakannya. Akhirnya Allah SWT binasakan dengan menghantar tenteranya dalam bentuk nyamuk sahaja. Namrud dan pengikutnya dibinasakan. Salah seekor nyamuk memasuki lubang hidungnya dan Namrud pun binasa. Amat mudah bagi Allah SWT memusnahkan sesiapa yang dikehendakiNya.
Tidak ada manusia di muka bumi Allah SWT ini sekaya Qarun. Anak kunci gudang hartanya sahaja kena dipikul oleh 40 ekor unta. Bayangkanlah!. Itu baru anak kunci gudang hartanya. Hartanya bagaimana?. Hanya Allah SWT yang tahu betapa kayanya manusian bernama Qarun ini. Ini pun istidraj juga namanya. Qarun sangat kaya tetapi sangat kuat melawan Allah SWT. Dia tidak pernah sujud dan bersyukur kepada Allah SWT. Akhirnya Allah SWT binasakannya dengan ditengelamkan bersama-sama hartanya.
Jika kita fikir secara halus dan terperinci, maka terjawablah segala keraguan yang menggangu fikiran kita. Mengapa orang kafir sangat berkuasa dan kaya, orang yang berbuat dosa dan maksiat sangat berkuasa dan kaya, Amerika dan Israel sangat hebat, berkuasa dan kaya. Jawapannya mereka telah diistidrajkan oleh Allah SWT. Segala bentuk nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka tidak dengan keredhaanNya dan bertujuan untuk menghancurkannya. Hanya masa dan ketika sahaja untuk melihat mereka ditimpa kemusnahan seperti umat yang terdahulu. Yakin dan percayalah bahawa Allah SWT itu lebih mengetahui segala sebab musabab sesuatu itu dijadikanNya.
Sebagai kesimpulannya, apabila kita benar-benar memahami maksud istidraj sudah pasti tidak berlaku salah persepksi terhadap istilah istidraj ini. Tidak semestinya orang yang berpangkat, berkuasa, memiliki kekayaan, kemewahan, sihat dan tidak pernah sakit kita katakkan orang ini telah diistidrajkan oleh Allah SWT. Dengan pelbagai nikmat yang mereka perolehi kemudian mengabdikan diri kepada Allah dengan cara bersyukur dan melakukan suruhan serta meninggalkan laranganNya maka orang ini tidaklah diistidrajkan. Inilah sebaik-baik cara apabila kita memperolehi apa sahaja nikmat daripada Allah SWT. Sepatutnya semakin banyak nikmat yang diperolehi semakin rapat dan dekat jiwa kita terhadap Allah SWT. Semakin banyak nikmat yang diperolehi sepatutnya semakin kuat bersyukur dan mencari keredhaanNya serta mengabdikan diri kepadaNya. Orang yang mendapat nikmat dan berbuat seperti ini pasti akan selamat di dunia dan di akhirat.
Sekadar Peringatan & Renungan Untuk Kita Semua...
Wassalam.

Thursday, 2 June 2011

Empat Ciri-ciri Utama Orang Mukmin

أًلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Orang mukmin tidak mengenal letih, putus asa dan kecewa dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Dunia tempat bekerja bukan tempat rehat. Ia terus gigih melaksanakan amal soleh, memperbanyakkan amal ibadah, meningkatkan ilmu fardhu ain dan menyampaikannya, berdakwah dan berjihad di jalan Allah SWT.

Orang mukmin akan menjadikan pakaian hidupnya adalah sifat takwa iaitu satu sifat mulia yang menghayati akhlak Islam dalam kehidupan sama ada percakapannya, perbuatannya, rasa hati dan matlamat kehidupannya.

Saidina Ali k.wj pernah berkata empat ciri utama orang bertakwa (orang mukmin) adalah seperti berikut :

Pertama : Sentiasa takut kepada Allah dalam setiap perkara

Kedua : Sentiasa reda dengan pemberian Allah walau pun sedikit

Ketiga : Sentiasa melaksanakan sistem Islam sebagaimana yang diturunkan dalam al-Quran dan

Keempat : Sentiasa bersedia dengan bekalan terbaik bagi menghadapi kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Huraiannya :

Pertama : Sentiasa takut kepada Allah dalam setiap perkara.

Di dalam al-Quran, Allah SWT memaparkan dengan terperinci tentang sifat oarng-orang beriman dengan memiliki akhlak terpuji. Perasaan takut kepada Allah yang menghunjam di dalam kalbu mereka, takut kepada azab neraka yang disediakan-Nya kepada mereka yang ingkar kepada suruhan-Nya. Orang mukmin sentiasa yakin dan mengharap reda-Nya, kepercayaan dan pergantungan kepada Allah SWT secara mutlak.

Firman Allah SWT maksudnya: "Sesungguhnya orang-orang yang takut melanggar hukum Tuhan-Nya semasa mereka tidak dilihat orang dan semasa mereka tidak melihat azab Tuhan, mereka beroleh keampunan dan pahala yang besar."
(Surah al-Mulk ayat 12)

Kedua : Sentiasa reda dengan pemberian Allah walau pun sedikit.

Orang mukmin yang bertakwa sentiasa reda dan bersyukur dengan pemberian daripada Allah SWT walaupun sedikit.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih.”
(Surah Ibrahim ayat 7).

Rasulullah SAW. bersabda yang bermaksud :
"Siapa yang tidak bersyukur dengan pemberian yang sedikit, dia juga tidak akan bersyukur dengan pemberian yang banyak. Siapa yang tidak mensyukuri manusia, bererti dia juga tidak mensyukuri Allah." (Hadis Riwayat Ahmad dalam Musnad Ahmad)

Ketiga : Sentiasa melaksanakan sistem Islam sebagaimana yang diturunkan dalam al-Quran

Bagi orang-orang yang bertakwa, tidak ada hukum yang lebih baik melainkan yang diturunkan oleh Allah SWT, ini adalah tegasan dari Al-Quran. Tetapi mengapa ramai orang-orang Islam hari ini menolak hukum Allah dari segi praktiknya dan kenapa keadaan ini boleh berlaku?

Keadaan ini boleh berlaku kerana jiwa manusia hari ini ramai yang berpenyakit, jiwa yang berpenyakit ini akan menolak hukum-hukum Allah SWT dan menganggap hukum-hukum Islam tidak lagi sesuai dengan zaman. Mereka menggambil hukum-hukum ciptaan manusia yang lemah dan tindakan ini tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Firman Allah SWT yang bermaksud : "Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (Surah al-Maaidah ayat 50)

Nabi SAW berwasiat kepada Sayyidina Ali k.wj maksudnya : "Wahai Ali ! Barangsiapa yang membaca Al-Quran, dan tidak menghalalkan yang halal serta tidak mengharamkan yang haram, maka ia termasuk orang-orang yang membuang kitab Allah (Al-Quran) di belakang punggungnya (meninggalkan Al-Quran)."

Keempat : Sentiasa bersedia dengan bekalan terbaik bagi menghadapi kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Orang mukmin akan sentiasa bersedia menyediakan bekalan yang secukupnya ketika hidup di dunia ini. Untuk bahagia di hari akhirat, dia akan melakukan sebanyak-banyaknya kebaikan ketika hidup di dunia. Samalah seperti jika kalian ingin memetik buah yang lebat, manis dan segar, maka pokok yang kalian tanam perlu subur dan sihat. Mana mungkin, pokok yang layu, kering dan tidak sihat menghasilkan buah yang baik?

Begitulah orang yang memikirkan kehidupan di akhirat maka dia adalah orang yang paling kuat berusaha, beribadah dan membuat kebaikan dan kebajikan ketika hidup di dunia.

Orang mukmin akan jadikan dunia ini medan untuk beramal. Hidup di dunia adalah sementara saja dan hidup di sini hanya sekali sahaja. Ahli hukama ada berkata, " Dunia adalah tempat beramal tiada balasan, dan akhirat adalah tempat balasan tiada amal. Oleh itu beramallah kamu di tempat yang tiada balasan semoga kamu berbahagia di tempat yang tiada amal."

Firman Allah SWT maksudnya : "Sesungguhnya yang kemudian ( akhirat) itu lebih baik untukmu daripada yang permulaan (dunia)" (Surah ad-Duha ayat 4).

Dalam ayat yang lain firman Allah SWT maksudnya : ” Barang siapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan  Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Surah an-Nahl ayat 97)

Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita cuba hayati empat ciri-ciri orang bertakwa (orang mukmin) yang akan mendapat kejayaan dan kebahagiaan sama ada hidup di dunia maupun di hari akhirat. Berhati-hatilah ketika menghadapi cubaan dan cabaran hidup di dunia ini kerana kealpaan dan kelalaian kita di sini akan menjejaskan masa depan kita untuk mencapai kebahagiaan di sana nanti. Biarlah hidup kita susah sedikit di dunia asalkan kita beroleh kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhan yang Maha Berkuasa di hari pembalasan.

Saturday, 28 May 2011

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyak zikir dan doa kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bersalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan d! an kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan
pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yak! inlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Friday, 27 May 2011

Berbuat Baik Dan Bersabar Di Atas Perilaku Manusia

Seorang lelaki bertanya:“ Wahai Rasulullah sesungguhnya aku mempunyai beberapa orang kerabat, yang hubungan aku erat dengan mereka tetapi mereka memutuskannya. Aku berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berperangai buruk kepadaku, aku bersabar mengahadapi sikap mereka itu tetapi mereka menganggap sikapku itu adalah bodoh.” Kemudian baginda menjawab,” Sekiranya benar sepertimana yang engkau katakan itu maka seolah-olah engkau menyuap mereka dengan abu yang panas, sedangkan engkau sentiasa mendapat pertolongan daripada Allah Taala selama mana engkau berada di dalam kebenaran atas perkara yang demikian itu”.


Riwayat Muslim 



1.Islam mengajar umatnya supaya banyak bersabar di dalam semua keadaan sama ada ketika senang atau pun susah kerana ia merupakan pengukur darjat keimanan seseorang.

2.Islam mengajar umatnya supaya jangan membalas keburukan orang sebaliknya menambahkan lagi kebaikan terhadap mereka mudah-mudahan dengan itu hati mereka menjadi lembut dan baik.

3.Allah sentiasa memberi pertolongan kepada orang yang sentiasa sabar dan benar dalam bertindak.

4.Setiap umat Islam wajib menghubungkan silaturrahim dan haram memutuskannya.

Sunday, 8 May 2011

Orang Mukmin Sentiasalah Bersyukur Di Atas Segala Nikmat Allah

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad  S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Sesiapa yang sentiasa bersyukur bermakna dirinya mengingati Allah. Rasa bersyukur terhadap Maha Pencipta yang memberikan segala kehidupan ini dan rasakan diri sentiasa hampir kepada-Nya. Allah SWT akan membalasnya dengan Dia mengingati dan melimpahkan nikmat yang banyak.

Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Maka ingatlah Aku nescaya Aku akan mengingatimu dan syukurilah atas nikmat-Ku dan janganlah sekali-kali kamu kufuri nikmat-Ku.” (Surah al-Baqarah, ayat 152).

Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada seluruh manusia, tanpa mengira orang beriman atau tidak beriman. Orang yang ingkar akan menanggung kerugian di dunia dan lebih-lebih lagi di akhirat. Kehidupan orang yang tidak bersyukur sentiasa tertekan dan gagal memanfaatkan apa yang dimilikinya.

Walaupun mendapat banyak kemewahan dan kesenangan, jiwa orang tidak bersyukur sentiasa berasa masih tidak mencukupi. Semakin banyak yang dikejar, semakin dirasakan bebanan perasaan dan bertambah kekufurannya.

Allah SWT berjanji menambah nikmatnya kepada sesiapa yang sentiasa bersyukur. Betapa beruntungnya orang yang bersyukur, mendapat nikmat di dunia dan pembalasan syurga di akhirat nanti.

Firman-Nya bermaksud: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Surah Ibrahim, ayat 7).

Kita disuruh bersyukur bukan saja apabila mendapat kemewahan atau apa yang dihajati tercapai. Sebaliknya, rasa bersyukur juga di atas ciptaan Allah yang menjadikan dunia ini untuk kemudahan manusia serta seluruh kehidupan lain di dunia ini.

Diriwayatkan oleh Muslim bahawa Rasulullah SAW pernah mengerjakan sembahyang yang sepanjangnya baginda menangis sehingga bercucuran air mata. Hal itu berlaku apabila baginda menerima wahyu yang menjelaskan mengenai kejadian alam ini yang dibentang luas untuk kemudahan dan kenikmatan hidup manusia.

Melihat keadaan Rasulullah SAW menangis itu, Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah yang menyebabkan tuan menangis? Padahal Allah telah mengampunkan apa-apa yang terdahulu daripada dosa tuan dan juga yang terkemudian.”
Lalu Rasulullah SAW menjawab: “Adakah aku ini bukan seorang hamba yang bersyukur? Mengapakah aku tidak berbuat demikian, sedangkan Allah telah menurunkan (ayat) kepadaku.”

Ayat yang dimaksudkan Rasulullah SAW itu ialah ayat 164, surah al-Baqarah bermaksud: “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang dan (pada) kapal-kapal berlayar di lautan dengan membawa benda-benda yang bermanfaat kepada manusia.”

Bahawasanya Nabi SAW merasakan betapa besarnya anugerah Allah kepada seluruh makhluk di muka bumi ini. Orang beriman melihat seluruh kejadian alam dari kaca mata keimanan dan ketakwaan, yang diiringi dengan rasa kesyukuran, keinsafan dan keteguhan iman.

Sahabat yang dimuliakan,
Sesungguhnya Allah SWT telah mengurniakan kepada kita dengan nikmat yang tidak terhitung banyaknya, antaranya nikmat umur, nikmat rezeki, nikmat kesihatan, nikmat keamanan, nikmat pancaindera seperti penglihatan, pendengaran, berkata-kata dan sebagainya.

Sememangnya kita tidak akan mampu untuk menghitung segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya. Ini menunjukkan betapa kerdilnya kita di sisi-Nya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An Nahl ayat 18, yang bermaksud : "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kamu tiadalah kamu akan dapat menghitungnya satu persatu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Amat Mengasihi".

Kadangkala apabila kita berada didalam kesusahan, perlu kepada pertolongan ada sahabat yang mulia hatinya dihantar oleh Allah SWT untuk membantu dan memberi pertolongan, hinggakan masalah tersebut dapat di atasi. Ini sebeanrnya adalah nikmat dan rahmat Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dari itu bersyukurlah kerana Allah SWT telah pertemukan dengan sahabat-sahabat yang baik dunia dan akhirat.

Terdapat enam cara untuk kita mensyukuri nikmat Allah SWT iaitu :

Pertama : Sentiasa membaca doa atau memuji Allah SWT dalam setiap perbuatan dan tindakan, seperti apabila hendak tidur dan bangun dari tidur, sebelum dan selepas makan, menaiki kenderaan dan sebagainya.

Firman Allah s.w.t yang bermaksud :
"Apabila hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang hal-Ku, maka sesungguhnya Aku hampir. Aku perkenankan doa orang yang meminta, bila ia meminta kepada-Ku, tetapi hendaklah ia mengikut perintah-Ku, serta beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.”
(Surah Al-Baqarah ayat 186)

Kedua : Disunatkan melakukan sujud syukur apabila mendapat kejayaan, kemenangan dan seumpamanya.

Doa sujud syukur : "Aku sujudkan wajahku ini kepada yang menciptanya dan membentuk rupanya dan yang membuka pendengarannya dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Pencipta."

Ketiga : Melakukan segala perintah-Nya dengan ikhlas dan menjauhi segala larangan-Nya dengan sabar.

Daripada Abu Hurairah Abdul Rahman ibn Sokhrin r.a. beliau berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda maksudnya :  "Apa-apa yang aku larang kamu melakukannya, maka hendaklah kamu menjauhinya, dan apa-apa yang aku perintahkan kamu melakukannya, maka lakukanlah seberapa daya kamu. Sesungguhnya umat yang terdahulu daripada kamu telah binasa lantaran banyak persoalan dan banyak perselisihan mereka terhadap Nabi-nabi mereka."(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Keempat : Memanfatkan pemberian Allah SWT dengan cara yang betul seperti menggunakan lidah untuk berzikir kepada Allah SWT dan menggunakan nikmat mata untuk membaca al-Quran dan sebagainya.

Firman Allah SWT maksudnya : “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
(Surah Al A’raf,  Ayat 205)

Kelima : Menghulurkan bantuan kepada yang memerlukan. Sentiasa bersedekah dan menginfakkan harta dijalan Allah SWT.

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud : “Aku memerintahkan kamu bersedekah. Perumpamaan perkara itu sama seperti seorang lelaki yang ditawan oleh musuh. Mereka mengikat tangannya terbelenggu dilehernya. Lalu yang lain datang untuk memukul lehernya. Maka berkatalah (sedekah): ‘Aku menebusnya dari kamu banyak atau sedikit. Sehingga (sedekah) menebus dirinya dari mereka.”
(Hadis Riwayat al-Turmudzi).

Keenam : Sentiasa memohon kepada Allah SWT agar menjadi hamba yang sentiasa bersyukur, sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW maksudnya : "Ya Allah! Bantulah kami supaya dapat selalu menyebut-Mu (berzikir mengingati-Mu), bersyukur dan beribadat yang sebaik-baiknya kepada-Mu".

Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita sentiasa menanamkan dalam jiwa dan sanubari sifat tawaduk dan rendah diri dan sentiasa bersyukur di atas segala nikmat yang Allah SWT kurniakan kepada kita. Perlulah kita sentiasa berdoa kepada Allah SWT  agar menjadi hamba-Nya yang sentiasa bersyukur dan mendapat keredaan-Nya di dunia dan akhirat.

Firman Allah SWT dalam Surah An Nahl ayat 78 yang bermaksud :"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan ia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (akal fikiran) supaya kamu bersyukur".

KOMEN ANDA